Konsep Kota Pintar Bekasi, dari WiFi Gratis hingga Pemasangan CCTV
Konsep smart city coba diwujudkan melalui pemasangan seribu titik wifi gratis di seantero kota yang ditargetkan pemasangannya rampung pada tahun 2018. Wifi gratis akan ditempatkan di taman-taman karena programnya memang diintegrasikan dengan pencanangan seribu taman.

Konsep kota pintar atau smart city kini menjadi impian banyak kota besar di Indonesia karena konsep ini dianggap sebagai solusi dalam mengatasi kemacetan yang merayap, sampah yang berserakan, penghamburan energi, hambatan birokrasi pemerintah, kerusakan infrastruktur, dan problematika masyarakat perkotaan lainnya.

"Konsep smart city tidak hanya sebatas pada tataran pemanfaatan kecanggihan teknologi, namun juga harus menjangkau perbaikan komponen lingkungan, energi, sumber daya manusia, kesehatan, pendidikan, sosial, infrastruktur, dan lainnya," kata Kepala Dinas Tata Kota Bekasi Koswara, Sabtu (26/12/2015).

Koswara mencontohkan, sebuah konsep smart city saat ini tengah digarap pihaknya melalui penggunaan mesin parkir meter yang resmi diterapkan di empat kawasan pada Juli 2015.

"Parkir meter adalah objeknya. Mesin itu tidak hanya memiliki kepentingan menekan parkir liar yang menjadi tanggung jawab Dinas Perhubungan, tapi juga bisa terintegrasi menjadi alat pembayaran rekening listrik, pembayaran tagihan PDAM, isi ulang pulsa, jaringan perbankan, dan lainnya. Sehingga sebuah objek yang simpel dapat menjadi solusi bagi beragam kepentingan masyarakat dengan memanfaatkan teknologi pintar. Satu objek parkir bisa atur banyak hal, itu yang saya namakan smart," katanya.

Konsep smart city dalam tataran kependudukan adalah dengan pemanfaatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai sebuah alat dengan beragam manfaat, bisa sebagai tanda pengenal, ATM, alat pembayaran pajak, dan fasilitas lain.

Dinas Tata Kota Bekasi saat ini juga tengah mendorong implementasi smart city pada objek sampah di lingkungan masyarakat dengan memanfaatkan teknologi yang dimiliki pihak swasta PT NW Industries Group untuk mengubah sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sumur Batu menjadi energi listrik.

Pada instalasi tahap awal, ada dua unit mesin pengolah sampah menjadi listrik yang akan dipasang masing-masing berkapasitas produksi 2,3 Mega Watt (MW) per hari dari hasil pengolahan 384 ton sampah warga Kota Bekasi.

Pada tahap selanjutnya, akan kembali menambah enam mesin pengolah sampah masing-masing berkapasitas 2x2,3 MW, 2x4 MW, dan 2x6 MW.

Dengan begitu, total produksi listrik dari sampah di TPA Sumur Batu mencapai 29,2 MW dari bahan baku 2.450 ton sampah masyarakat Kota Bekasi setiap hari.

Dikatakan Koswara, konsep smart city yang ada pada objek tersebut tidak hanya menjadi solusi atas persoalan kebersihan lingkungan, tapi juga faktor kesehatan masyarakat, penyediaan lapangan pekerjaan, penyediaan energi alternatif, produksi pupuk, dan lainnya.

Pihaknya juga akan menerapkan teknologi pintar pada sistem Penerangan Jalan Umum (PJU) yang terintegrasi dengan beragam layanan dalam satu objek tiang PJU.

Layanan yang dapat dihadirkan seperti pemasangan CCTV pemantau lalu lintas, pemanfaatan teknologi penghemat listrik pada perangkat lampu PJU, dan perangkat lainnya.

"Akan kami dorong juga efisiesi smart lighting pada PJU. Infrastruktur tiangnya bisa dimanfaatkan berbagai hal, bisa pasang cctv, penghematan energi pakai timer di mana pasokan listrik akan bergantung pada kondisi lingkungan. Bila sedang ramai maka lampu akan menyala dengan terang, tapi bila sepi, lampu akan meredup dengan sendirinya. Kalau sekarang pasokan listrik yang kita pakai masih flat," katanya.

Konsep smart city juga coba diwujudkan melalui pemasangan seribu titik wifi gratis di seantero kota yang ditargetkan pemasangannya rampung pada tahun 2018. Wifi gratis akan ditempatkan di taman-taman karena programnya memang diintegrasikan dengan pencanangan seribu taman.

Dengan pemasangan titik-titik wifi gratis tersebut, Kota Bekasi akan terkoneksi, dalam arti hot spot area publik dalam bentuk pemanfaatan teknologi dapat diakses gratis.

sumber: propertidata.com